ISTIDRAJ
Dalam suatu
hadist yang berasal dari Uqbah bin Amir, Nabi SAW bersabda:
"Apabila engkau melihat seorang hamba diberi Allah apa yang diingininya dari dunia ini, pada saat ia selalu mendurhakaiNya, maka sesungguhnya yang demikian itu adalah istidraj."
فَذَرْنِي
وَمَنْ يُكَذِّبُ بِهَذَا الْحَدِيثِ سَنَسْتَدْرِجُهُمْ مِنْ حَيْثُ لَا يَعْلَمُونَ
(44(
Maka
serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan
Perkataan ini (Al Quran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur
(ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui, (QS 068 : 44)
فَلَمَّا
نَسُوا مَا ذُكِّرُوا بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُوا
بِمَا أُوتُوا أَخَذْنَاهُمْ بَغْتَةً فَإِذَا هُمْ مُبْلِسُونَ (44(
Maka
tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka,
Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka;
sehingga apabila mereka bergembiradengan apa yang telah diberikan kepada
mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, Maka ketika itu mereka
terdiam berputus asa. (QS Al-An’am : 44)
Makna
ayat-ayat diatas dapat diketahui bahwa ‘istidraj’ adalah pemberian
Allah SWT kepada seseorang atas apa yang ia inginkan di dunia ini, agar ia
menikmatinya dan tenggelam didalam lautan kesenangan. Mereka tidak menyadari bahwa apa-apa yang
mereka sangka kesenangan itu adalah sebuah hukuman yang diulur-ulur, agar
ia semakin jauh dari Allah SWT.
Salman
al Farisi,ra, pernah ditunjuk oleh rasulullah menjabat sebagai gubernur di
suatu daerah, ia menangis karenanya, khawatir bila ia tidak dapat
menjalankan amanah itu dengan baik, dan tidak lama kemudian ia dicopot dari
jabatannya, justru ia melakukan sujud syukur, karena lepas dari tanggung jawab
yang sedemikian besar itu.